adakah aku di sudut hati?
lagi ku tanya, adakah aku di sudut hati?
neon yang menyala, terpaksa dia
apakah?
terbawa bila, memutar dunia
hasrat bersua, waktu tak kunjung tiba
air meluap, aku dan kau terhadap
bencana bagi ku, biasa bagi mu
senja itu menuai daram ku cinta
genderang menabuh, terpukau aku
nafas terbuang, semakin larut
balut saja luka hati di sudut
lambat laun menjadi menahun
berserakan daun-daun
berulah, terjamak sudah
duhai adik, abang berbisik
sedang asik semua, tak ada
serangga mengusik, mereka berbalik
setiap garis yang ku tarik diatas kertas putih dalam sudut memelas
kapsul surat terbawa ombak di laut
terdampar hanya di hati suatu sudut
titik terang, terkarang bukan
selimut ku bercerita, cahaya nurani, cahaya abadi. Titik di sudut itu berlari, dari itu maka ku tanya.
Lagi dan terus terulang.
Adakah aku di sudut hati?
Nama ku setidaknya?
Bagaimana?
Kau tau mengapa aku memaksa?
Karena dirimu tertera di sudut hati
kau memulai cerita hidupku di dalam sebuah titik terpelihara di sudut
semakin banyak terlihat kerut
cinta ku abadi tanpa raut
-Riphat
"mendengar apa yang tidak kau katakan, melihat apa yang kau sembunyikan, dan menikmati cinta sudah pernah kau berikan"
Friday, February 27, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment